Kontes Foto di Grand City
Menampilkan Lima Pengantin Tradisional Daerah
|
ANGGUN DAN BERWIBAWA : Lima pengantin tradisional daerah. Dari kiri, Padang, Jawa, Bali, Betawi, Makassar. |
SURABAYA- Sabtu, 13 Agustus, diadakan kontes foto on the spot di Grand City untuk memperingati kemerdekaan Indonesia ke 71. Kontes ini merupakan yang ketiga kalinya diadakan. Tema yang diangkat pada kontes tahun ini adalah “Indonesian Traditional Wedding”. Ada lima pengantin traditional daerah yang ditampilkan yaitu Jawa, Padang, Bali, Makassar dan Betawi. Lima daerah ini dipilih karena mewakili kemegahan atas nama fotografi. Sebelumnya, tema yang diangkat adalah kebaya modifikasi dan alat-alat perang pada tahun pertama, dan kebaya asli berpadu dengan mobil antik dan motor besar pada tahun kedua.
Unsur keanggunan pengantin dapat dilihat dari busana dan perhiasannya, dimana masing-masing aderah memiliki ciri khas masing-masing. Riasan pengantin yang digunakan juga menunjukkan ciri khas daerah masing-masing misalnya, Jogja Paes Ageng untuk pengantin Jawa, Bali Payas Agung untuk pengantin Bali dan Padang Pariaman untuk pengantin Padang.
“Untuk busana model, kami bekerja sama dengan salah satu perias dari Surabaya yang mana bisa merias semua budaya dari tiap daerah” Kata Kukuk F. Soeharno selaku Marketing Communication. Dekorasi yang digunakan juga mirip dengan aslinya Misalnya, Bali ada janurnya, Betawi dengan tangkai-tangkai berumbai, Jawa dengan dekorasi kembang mayang. Dengan nuansa warna yang identik dengan daerah masing-masing.
Orang dibalik keindahan riasan para pengantin ini adalah Lien Suharno dan Suprihatin selaku Ketua Asosiasi Perias Pengantin Modifikasi satu dan dua. Lien dan Suprihatin sudah berpengalaman selama lebih dari 30 tahun. Lien mengatakan, betapa anggunnya dan wibawanya pengantin dari daerah kita sendiri. “Ini baru lima, masih banyak lagi” imbuhnya. Model yang dipilih juga tidak sembarangan. Model dipilih untuk kecocokan asal daerah dan make up yang digunakan, misalnya, untuk pengantin Jawa, modelnya harus berwajah tirus.
Penilaian foto pada kontes ini dilihat dari proporsi gambar, kesesuaian dengan tema dan keasliannya. Keaslian maksudnya harus asli jepretan kamera, tanpa proses editing. Para peserta diberi waktu satu setengah jam untuk mengambil gambar. Kemudian masing-masing peserta mengirimkan lima foto terbaik untuk dinilai para dewan juri. “Kami tidak memilih juara satu dua tiga, tapi terbaik dari masing-masing wilayah” Kata Kukuk. Total hadiah 25 juta, masing-masing pemenang akan mendapat lima juta. Tahun depan kontes ini akan diadakan lagi, namun belum tahu tema apa yang akan diangkat. Namun, pastinya tema akan dikaitkan lagi dengan acara 17 Agustus. (rat)