Translate

Senin, 21 Desember 2015

Fighting Sports, Olahraga yang Menggunakan Otak dan Kontrol Emosi

Ternyata masih banyak yang punya persepsi bahwa fighting sports itu olahraga yang tidak memakai otak, pokoknya punya fisik yang kuat gitu aja. Padahal, justru sebaliknya. Fighting sports adalah olahraga yang mengandalkan otak. Fisik itu nanti, nomor dua setelah otak. Fisik hanya alat bantu.

Tahukah Anda? Pada saat bertarung, fighter dituntut untuk cepat dalam memperkirakan serangan selanjutnya, cepat dalam membaca gerakan yang datang dalam waktu sepersekian detik, cepat dalam mengambil keputusan mengambil tindakan selanjutnya dengan bijak. Anda pikir itu tidak pakai otak?

Didalam fighting sports juga ada strategi dalam bertarung. Tentunya strategi itu harus tepat. Strategi bisa saja diubah ketika jeda waktu menuju ronde selanjutnya. Sedangkan jeda waktu itu tidaklah lama. Lagi-lagi harus berpikir cepat dalam waktu yang singkat. Anda pikir itu tidak pakai otak?

"Yang penting badannya kuat, berotot, powernya besar."

Oh ya? Tidak semua fighter punya fisik seperti itu. Fighter yang kurus memang kelemahannya terletak pada power, tapi itu bisa ditutupi dengan mengandalkan otaknya untuk menyusun strategi dan melatih speed. Tapi bukan berarti fighter bertubuh besar juga tidak mengandalkan otak dan speed. Tidak!

Dalam fighting sports juga dituntut untuk berpikir dengan jernih. Bagaimana caranya? Caranya adalah dengan mengontrol emosi. Emosi yang terkontrol dapat membuat fighter berpikir dengan jernih. Emosi terkontrol, maka pikiran jernih. Dan jika pikiran sudah jernih, maka dapat bertarung dengan baik.

So, mulai sekarang, singkirkan persepsi bahwa fighting sports itu olahraga yang hanya mengandalkan kekuatan fisik!

- Ratna Nuha MG -

Copas? Sertakan CR!

Tidak ada komentar:

Posting Komentar